Kepemimpinan Dalam Keorganisasian
(Tinjauan Falsafah: Antara teori dan praktek)
Oleh: Sukma Barata*

Sedangkan pada Kepemimpinan bidang khususnya kehidupan
Keorganisasian Mahasiswa, faktor manusia merupakan masalah utama
disetiap kegiatan yang ada di dalamnya. Organisasi Kemahasiswaan
merupakan kesatuan sosial yang terkoordinasikan secara sadar dengan
sebuah batasan yang reaktif dapat didefinisikan, bekerja terus menerus
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi tersebut. Semua
tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan
oleh manusia yang menjadi anggota Organisasi kemahasiswaan. Organisasi
Kemahasiswa membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial
baik pemimpin maupun Anggota di dalam pada pola tugas dan pengawasan
yang merupakan penentu tercapainya tujuan Organisasi Kemahasiswaan.
Peningkatan
kinerja Anggota - anggota Organisasi semua juga di latar belakangi atas
kinerja Pemimpinnya yang mampu menyatukan dengan bawahannya.dalam
artian lebih luas, visi, dan misi dari seorang pemimpin yang memenuhi
target yang diharapkan, apabila selaras dengan suara bawahan (warganya).
Apabila bersatunya suara antara pemimpinan dan bawahan (warga) tidak
terwujud, maka visi dan misi tidak akan mencapai tujuan yang
diharapkan.atau dengan kata Jawa dikatakan Manunggaling Kawula-Gusti
yang artinya Bersatu dengan Bawahan (Warga) dan Pimpinan di kalangan
keorganisasian kemahasiswaan.
Menjadi pemimpin dalam sebuah
Organisasi Kemahasiswaan tentulah bukan perkara yang mudah, memegang
tugas besar akan tanggung jawab seorang pimpinan terhadap bawahan serta
warga Mahasiswanya. Tentu tidak semua orang bisa menjadi pimpinan,
segala sesuatu yang dilakukan pimpinan Organisasi kemahasiswaan selalu
jadi panutan bawahan dan warga Mahasiswanya. Tidak sedikit pimpinan yang
gagal dalam menjalankan tugasnya. Bahkan ada pula pimpinan yang tidak
disenangi oleh bawahannya karena memiliki kebijakan yang salah
Oleh karena itu penting bagi seorang pemimpin mengetahui tips menjadi pemimpin yang baik diantaranya yaitu::
- BERWIBAWA DAN TEGAS.
Bersikap
wibawa merupakan cerminan akan karakter dan pribadi seorang pimpinan
yang lugas dan tegas. Jika pimpinan kita tidak berwibawa maka akan
berdampak buruk bagi Organisasi didalamnya. Contohnya jika pimpinan
tidak berwibawa dan tegas, maka bawahan akan tidak menghargai pimpinan
dan tidak menghomati segala bentuk peraturan - peaturan dari pimpinan.
Seorang pemimpin yang baik harus dapat menjaga keseimbangan antara
kewenangan yang besar dengan kewajiban yang besar pula. Membuat dan
mempertahankan agar wilayah dan daerah yang dikuasainya dalam keadaan
tentram yang dikenal dengan Berbudi bawa leksana ambeg paramarta (Berbudi luhur serta mulia dan bersifat adil kepada siapa saja dengan sepenuh kasih sayang).
Ketegasan
Pemimpin dapat diibaratkan sebagai tiang kokoh, maka kesabaran akan
mampu menopang bangunan jiwa seseorang pemimpin untuk tetap tabah dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab kepemimpinan yang di embannya.
Sekalipun gempuran-gempuran dari pihak-pihak yang bersebrangan serupa
dengan angin kencang yang menggoncang teramat dasyat.Sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing pancoban lan pandadaraning urip (Kesabaran adalah kemampuan untuk menahan segala macam cobaan dalam kerasnya kehidupan).
- FOKUS.
Menjadi
seorang pemimpin tentunya harus bersikap fokus akan tanggung jawab
terhadap pekerjaan, berkontribusi dalam memberikan arah tujuan
perusahaan yang baik, dan lebih mementingkan prioritas utama dengan
prioritas pribadi. Hal ini sangat mempengaruhi kerja tim. Bertindak
cepat dalam segala hal, baik dalam kondisi yang mendesak maupun kondisi
cepat, seorang pemimpin dituntut harus bisa mengambil keputusan tepat
dan cepat.
Bila seorang pemimpin ingin merealisasikan apa yang
tengah menjadi tujuannya, maka bathin harus dihidupkan dan Hasrat
Duniawi harus disingkirkan. Pemimpin tersebut harus menghidupkan rasa,
karsa, dan ciptanya ; sembari mengendalikan gejolak nafsu
keduniawiannya. Dengan cara demikian, batinnya akan menjadi kunci di
dalam merealisasikan tujuan yang dicita-citakannya.
Dalam istilah Jawa dapat artikan Munggah sapurnaning laku, amung matesi raga den madyanira laku jati, amung meneng lan mrih kalimpe kewala (Didalam
menyempurnakan laku hanya dengan mematikan raga, didalam laku sejati,
hanya dapat ditempuh dengan tenang agar mendapatkan yang dicari)
- Visi dan Misi.
Seorang
Pemimpin yang baik harus memiliki visi dan misi yang baik, karena
pimpinan yang baik harus menyampaikan tujuan, visi dan misinya, agar
bawahannya memiliki motivasi untuk mencapai target yang sama, memberikan
nasihat pada seluruh bawahan atau warga mahasiswa yang ingin mewujudkan
tujuan yang mulia, serta memberi restu yang akan menjadi kunci sakti
bagi seluruh rakyat di dalam mewujudkan cita-citanya (Tiyang sepuh menika kedah saget tutur, uwur lan sembur)
- Rendah Hati.
Ada
kalanya seorang pimpinan mampu mendengarkan bawahannya. Agar pimpinan
tidak memutuskan segala hal secara sepihak yang memungkinkan para
anggota sebenarnya tidak sepaham dengan keputusan pimpinan. Suatu
cita-cita tidak akan terealisasi apabila antara pimpinan dan bawahan
tidak memiliki suara yang sama, Karena, komunikasi dua arah antara
kepemimpinan dan bawahan sangat perlu untuk dilakukan secara
kontinyu.yang dapat digambarkan dengan Keris menjelma kedalam kerangka,
kerangka menjelma dalam keris (Curiga manjing warangka, warangka manjing curiga)
Dan
yang terakhir berikan pengakuan atas kontribusi yang telah diberikan
oleh anggota tim . Tunjukan bahwa seorang pemimpin dapat menghargai kerja keras anggotanya.
*Penulis adalah Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM Komisariat Fakultas Hukum UMS Cabang Surakarta Periode 2014/2015
0 Komentar untuk "Kepemimpinan Dalam Keorganisasian (Tinjauan Falsafah: Antara teori dan praktek) "